MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Refleksi
Kompetensi Sosial dan Emosional
Apa kejadiannya, kapan,
di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan
peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Pada
saat pembelajaran saya mengalami kesulitan saat saya menemui murid saya suka
membolos saat jam pelajaran. Saya kecewa karena saya ditinggalkan begitu saja
oleh murid saya saat saya mengajar. Alasan mereka ke kamar kecil. Namun mereka
ke kamar kecil hingga habis jam pelajaran. Saya memilih kejadian ini karena
menurut saya ini sangat memprihatinkan sekali. Waktu saya menjadi seorang
murid, saya tidak berani melakukan hal itu (membolos). Namun murid sekarang
mengapa sedemikian beraninya?
Bagaimana Anda menghadapi
krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda
dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Saya
mempelajari siapa saja yang suka membolos, saat kegiatan apa, dan berapa kali.
Lalu saya bertanya dengan baik-baik kepada mereka mengapa mereka membolos? Kata
mereka lapar bu, mau pup, kencing dan lain-lain. Kemudian saya melakukan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran saya. Mungkin kegiatan pembelajaran
saya tidak menarik bagi mereka sehingga mereka meninggalkan saya. Saya mencoba
berbagai cara agar pembelajaran menjadi menarik. Awalnya saya menekan bahwa
setiap saya masuk saya membuat penilaian, namun setelah dinilai mereka keluar
kelas. Kemudian saya membuat foto pembelajarnan. Siswa yang aktif belajar saya
foto dan dikirim ke orang tua. SIswa yang membolos tidak ada di kelas. Terlihat
oleh orang tua. Ini cukup berhasil. Dampaknya siswa yang membolos berkurang.
Kelas menjadi nihil/tidak ada yang absen. Saya juga bekerjasama dengan guru BK
untuk menangani kasus siswa membolos tersebut. Saat ini saya tertarik dengan
QUIZIZZ offline. Ini cukup menarik bagi siswa. Namun saya tetap mengantisipasi
saat siswa saya nanti akan menjadi bosan, saya harus siap dengan trik yang baru
lagi.
Gambarkan diri Anda
setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang
telah Anda pelajari dari krisis tersebut? Bagaimana dampak pengelolaan krisis
tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Setelah
melewati krisis tersebut, saya merasa senang karena saya telah berhasil melakukan
problem solving terhadap maslah saya di kelas. Dampaknya terhadap diri saya,
siswa saya menjadi lebih tertib di kelas, mau belajar, dan tidak membolos lagi,
itu memberikan kepuasan kepada diri saya. Saya puas karena telah berhasil dalam
pekerjaan saya sebagai guru yang berperan sebagai seorang guru dengan melakukan
kolaborasi dengan guru lain, yaitu guru BK dan yang terpenting adalah saya
telah berhasil menjadi pemimpin pembelajaran di kelas saya sendiri.
Sebagai pendidik, Anda
tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau
kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda
bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan
lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang
mendukung.
Saya
bertemu murid yang memiliki ketangguhan atau mampu membangun hubungan yang
positif. Mereka hormat kepada guru, berbicara sopan, tertib dalam mengerjakan
segala tugas di kelas, memperhatikan saat guru menjelaskan, tepat waktu baik
datang di kelas maupun saat mengumpulkan tugas, tidak pernah berkata kotor.
Apapun yang terjadi di kelas, siswa tersebut tetap duduk tenang di tempatnya
dan belajar. Saat saya memberi tuga untuk menceritakan kebiasaannya di rumah
dalam bahasa Inggris, dia bisa. Nilai-nilainya pun di atas rata-rata. Dia
peringkat 10 besar di kelasnya. Semua guru suka dan memuji-muji dirinya. Faktor-faktor
pemahaman diri, ketangguhan dan kemampuan membangun hubungan positif membantu
dia dalam proses pembelajaran yang lebih optimal.
Dari kedua refleksi di
atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi
sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan
pembelajaran murid Anda?
Kompetensi
sosial dan emosional mendukung keberhasilan dalam pengelolaan krisis dan
pembelajaran saya. Ada empat kompetensi kunci pengembangan dalam aspek sosial
emosional murid; self-awareness, self-management, social awareness, responsible
decision making, dan relationship management. Keempat kompetensi ini penting
dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan keterampilan sosial
murid.
Setelah menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran
selanjutnya ? Silahkan kemukakan Harapan
bagi diri sendiri ?
Harapan
saya dalam pembelajaran ke depan saya menemukan solusi bagi
permasalahan-permasalahan pembelajaran yang saya hadapi. Pembelajaran menjadi
mudah, menyenangkan, dan berhasil. Murid saya menjadi tertib, disiplin, hormat
kepada guru dan bersikap baik dimana saja, dengan siapa saja, dan kapan saja,
juga bisa menghargai dirinya sendiri, menjaga nama baik dirinya, keluarga, dan
sekolah.
Setelah menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran
selanjutnya ? Silahkan kemukakan Harapan
bagi murid-murid Anda ?
Harapan
saya untuk murid saya adalah murid saya menjadi tertib, disiplin, hormat kepada
guru dan bersikap baik dimana saja, dengan siapa saja dan kapan saja, juga bisa
menghargai dirinya sendiri, menjaga nama baik dirinya, keluarga, dan sekolah.
Harapan
saya murid saya dapat menjadi manusia berguna bagi lingkungannya, bangsa dan
negara.
Komentar
Posting Komentar