JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-12
JURNAL REFLEKSI DWI
MINGGUAN KE-12
22 Mei – 3 Juni 2023
Fact
Minggu
ini saya mempelajari modul 3.3 Pengelolaan Program Yang Berdampak Positif Pada
Murid. Dalam modul ini saya belajar tentang peran program ekstrakurikuler,
kokurikuler, dan intrakurikuler. Sampai Hari ini kelas 215-A CGP Kabupaten
Tulungagung telah melalui Sesi Ruang Kolaborasi, Unggah Tugas Ruang Kolaborasi,
Demonstrasi Kontekstual dan Koneksi Antar Materi. Minggu, 4 Juni 2023 kemarin
saya dan teman-teman CGP mengikuti kegiatan lokakarya di SMA Negeri Kedungwaru
Kabupaten Tulungagung.
Feeling
Saya
merasa senang karena mendapatkan materi yang bisa menjadi bekal saya sebagai seorang
pemimpin pembelajaran. Saya berpikir materi ini akan sangat membantu saya dalam
melaksanakan tugas saya sebagai pemimpin pembelajaran.
Findings
3
jenis program kegiatan yang mendukung student agency.
·
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilaksanakan sekolah sebagai wadah bagi siswa untuk mengembangkan minat dan
bakatnya
·
Intrakurikuler merupakan segala kegiatan
proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah sesuai dengan struktur
program kurikulum yang berlaku untuk menggapai tujuan minimal tiap pelajaran
·
Kokurikuler dilaksanakan melalui penugasan
terstruktur terkait satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran
Saat
murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat
mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut
dengan “agency”. Agency dapat diartikan
sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya
peristiwa melalui tindakan-tindakan yang
dibuatnya.
Ada
empat sifat inti dari human agency,yaitu:
1. I
- Intensi = Kesengajaan (intentionality).
2. V
- Visi = Pemikiran ke depan (forethought)
3. A
- Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness).
4. R
- Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness).
Saat
murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran
mereka sendiri, hubungan antara guru dengan murid bersifat
kemitraan. Dalam situasi ini murid akan:
berusaha
untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya
1) menunjukkan
keterlibatan dalam proses pembelajaran
2) menunjukkan
tanggung jawab dalam proses pembelajaran
3) menunjukkan
rasa ingin tahu
4) menunjukkan
inisiatif
5) membuat
pilihan-pilihan tindakan
6) memberikan
umpan balik kepada satu sama lain.
Guru
yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan:
1) berusaha
secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat,
pertanyaan, aspirasi dan perspektif
murid-murid mereka
2) memperhatikan
kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka
3) mendorong
murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas
terbuka
4) menawarkan
kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko
5) mempertimbangkan
sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan
informasi yang mereka miliki
6) menunjukkan
minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas
murid untuk memperluas pemikiran mereka.
Saat
murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (saat murid
memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan
(choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka.
Lingkungan
yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya adalah:
1. Lingkungan
yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan
merasakan emosi yang positif
2. Lingkungan
yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif
3. Lingkungan
yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan
akademik maupun non-akademiknya
4. Lingkungan
yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya
5. Lingkungan
yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan,
harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan
individu, kelompok, maupun golongan.
Komunitas
yang mempengaruhi proses pembelajaran murid:
1) Komunitas
keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb)
2) Komunitas
kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru)
3) Komunitas
sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga
sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb)
4) Komunitas
sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat
setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb)
5) Komunitas
yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat, dunia
usaha, media, universitas, DPR, dsb)
Kemitraan
tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan,
saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam
membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi
peserta didik.
Dalam kegiatan Lokakarya 5 kami membuat program yang berdampak positif bagi murid. Saya memilih program Literasi yang menumbuhkan karakter positif bagi murid dan dapat menjadi bekal mereka di masa depan.
Future
Ke
depan saya akan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah saya agar saya
dapat melaksanakan pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dengan memaksimalkan
potensi yang ada, saya dapat memberikan pembelajaran yang berpihak kepada
murid.
Komentar
Posting Komentar